Minggu, 14 Agustus 2011

PERUBAHAN IKLIM GANGGU KONEKSI INTERNET
Di posting : Mega Mediana C. S.

Pengaruh cuaca berupa perubahan iklim mempengaruhi koneksi internet. Akses internet lewat sambungan Wi-Fi serta sarana komunikasi juga menghadapi ancaman terkait pemanasan global. Temperani lebih tinggi menggangu jarak pancaran perangkat komunikasi nirkabel. Menurut Caroliine Spelman, Mentri Negara Inggris Lingkungan hidup, temperatur yang lebih tinggi bisa mengurangi jarak pancaran sinyal perangkat komunikasi nirkabel. Jika dibandingkan dengan Negara berkembang, Negara maju mendapatkan kendala yang sangat menghambat proses internet dengan cuacanya yang ekstrim. Saat musim dingin bisa ditandai turunnya salju, hujan badai dengan angin topan, kilatan halilintar bahkan mengeluarkan serpihan api. Saat musim panas, terjadi angin topan yang sangat dahsyat dengan disertai serpihan api juga, yang diakibatkan karna pergesekan antar dua suhu daratan & diudara.

Betapa pentingnya antisipasi dari beberapa pengurus Negara dengan adanya cuaca ekstrim ini, baik di Negara berkembang ataupun Negara maju saat ini. Bisa dilihat, saat cuaca buruk melanda Negara maju misalnya Inggris maka koneksi internet pun ikut terganggu dan disertai masalah lainnya yang diakibatkan perubahan iklim dan mengakibatkan bencana yang berkepanjangan. Saat musim hujan badai disertai angin topan maka pancaran sinyal pun ikut terganggu dan mengakibatkan gangguan jaringan internet.Pancaran sinyal terganggu dengan perubahan iklim tersebut, mengakibatkan komunikasi dengan wilayah global pun ikut mendapat hambatan yang merupakan kendala yang perlu kita pikirkan solusinya. Tiang pancaran, kabel internet harus dirancang semaksimal mungkin agar terhindar dari kerusakan akibat cuaca ekstrim yang terjadi.

Untuk Negara berkembang, masalah hanyalah terjadi ketika cuaca buruk melanda seputar daerah yang mengakibatkan longsor dan banjir. Saat musim dingin, hanya turun hujan deras terkadang disertai angin. Di musim kemarau, hanya kekeringan yang melanda di daerah tertentu. Sehingga untuk meminimalisir gangguan jaringan hanyalah memperbanyak tiang pancaran dengan kualitas tinggi. Kabel internet dirancang sedemikian rupa agar bisa bertahan jika terjadi longsor. Semua dibutuhkan kerjasama dengan para ahli agar ditemukan solusi terbaik.
Seiring berkembangnya kemajuan teknologi, ternyata banyak berbagai kendala yang menghambat proses tersebut. Semakin besar peran suatu kemajuan semakin besar juga kendala yang dihadapi. Dilihat dari segi global ataupun individu. Banyak factor yang mempengaruhi, sehingga banyak jalan keluar yang harus cermat kita perhatikan. Faktor alam bahkan sumber daya manusia sangat berpengaruh negative bilamana tak sejalur & searah dengan perkembangan teknologi ini.
Sains & Teknologi
Pemanasan Global Ganggu Koneksi InternetTemperatur lebih tinggi mengurangi jarak pancaran sinyal perangkat komunikasi nirkabel.Rabu, 11 Mei 2011, 10:20 WIB
Muhammad Firman

Ancaman yang muncul akibat perubahan iklim terhadap akses internet dan telepon merupakan kejadian langka dan negara maju yang mengalami dampak lebih parah.
(Excelcomindo)BERITA TERKAITVIDEO: Perbandingan Danau di Bumi dan Titan Satu Hari Kini Tinggal 23 Jam Pekan Ini, Suhu Capai 46 Derajat Celcius Tahun 2100 Permukaan Laut Naik 1,6 MeterMahasiswa AS Sudah Temukan Osama 2 Tahun Lalu VIVAnews - Akses Internet lewat sambungan Wi-Fi serta sarana komunikasi lain menghadapi ancaman terkait pemanasan global kecuali sejumlah tindakan diambil untuk melindungi mereka dari temperatur yang terus meningkat serta cuaca yang semakin memburuk.

Menurut Caroline Spelman, Menteri Negara Lingkungan Hidup Inggris, temperatur yang lebih tinggi bisa mengurangi jarak pancaran sinyal perangkat komunikasi nirkabel. Adapun hujan badai bisa mempengaruhi kehandalan perangkat dalam menangkap sinyal. Musim dingin yang lebih basah juga akan menyebabkan longsor, merusak tiang pancang, serta kabel bawah tanah.

Ancaman yang muncul akibat perubahan iklim terhadap akses internet dan telepon merupakan kejadian langka dan hanya negara maju yang mengalami dampak lebih parah. Di negara berkembang sendiri, risiko lebih besar yang dihadapi akibat perubahan iklim hanyalah banjir, musim kemarau, serta kenaikan permukaan air.

“Jika perubahan iklim mengancam kualitas sinyal atau Anda tidak mendapatkan sinyal karena terjadi fluktuasi ekstrim pada temperatur, maka Anda akan mengalami kerugian. Ini sangat mendesak untuk kita atasi,” kata Spelman, dikutip dari Guardian, Rabu 11 Mei 2011.

“Bayangkan jika di saat kondisi darurat, koneksi internet ataupun telekomunikasi ternyata terputus,” ucap Spelman.

Spelman menyebutkan, dari laporan yang disusun, disimpulkan bahwa infrastruktur, mulai dari jalan dan rel kereta, dari sumber pasokan listrik sampai ke sumber pasokan air, harus dibuat lebih tahan terhadap perubahan iklim.

Lebih detail, laporan itu menyimpulkan, jaringan kabel listrik harus diperkuat untuk mencegah kerusakan, jalan harus dilapisi dengan pelindung permukaan agar aspal tidak meleleh, serta jalur kereta harus dibuat lebih tahan panas agar tidak melengkung.

Pemerintah sendiri, sebut Spelman, mengakui bahwa dampak perubahan iklim pada telekomunikasi tidak dipahami dengan baik. Namun laporan yang disusun menunjukkan sejumlah risiko potensial. Selain dampak terhadap jangkauan dan kehandalan, temperatur yang lebih hangat serta badai yang lebih intens berpotensi menyebabkan infrastruktur komunikasi mengalami kebanjiran atau rusak akibat tertimpa pohon yang tumbang.http://teknologi.vivanews.com/news/read/219673-pemanasan-global-ganggu-koneksi-internet?utm_medium=twitter&utm_source=twitterfeed
Tautan: http://teknologi.vivanews.com/news/read/219673-pemanasan-global-ganggu-koneksi-internet?utm_medium=twitter&utm_source=twitterfeed



Rabu, 11 Mei 2011 - 18:55:26 WIB
Pemanasan Global Ganggu Koneksi Internet
Diposting oleh : Rizka Gustikasari
Kategori: Lain-lain - Dibaca: 52 kali

Akses Internet lewat sambungan Wi-Fi serta sarana komunikasi lain menghadapi ancaman terkait pemanasan global kecuali sejumlah tindakan diambil untuk melindungi mereka dari temperatur yang terus meningkat serta cuaca yang semakin memburuk.

Menurut Caroline Spelman, Menteri Negara Lingkungan Hidup Inggris, temperatur yang lebih tinggi bisa mengurangi jarak pancaran sinyal perangkat komunikasi nirkabel. Adapun hujan badai bisa mempengaruhi kehandalan perangkat dalam menangkap sinyal. Musim dingin yang lebih basah juga akan menyebabkan longsor, merusak tiang pancang, serta kabel bawah tanah.
Ancaman yang muncul akibat perubahan iklim terhadap akses internet dan telepon merupakan kejadian langka dan hanya negara maju yang mengalami dampak lebih parah. Di negara berkembang sendiri, risiko lebih besar yang dihadapi akibat perubahan iklim hanyalah banjir, musim kemarau, serta kenaikan permukaan air.

“Jika perubahan iklim mengancam kualitas sinyal atau Anda tidak mendapatkan sinyal karena terjadi fluktuasi ekstrim pada temperatur, maka Anda akan mengalami kerugian. Ini sangat mendesak untuk kita atasi,” kata Spelman, dikutip dari Guardian, Rabu 11 Mei 2011.

“Bayangkan jika di saat kondisi darurat, koneksi internet ataupun telekomunikasi ternyata terputus,” ucap Spelman.

Spelman menyebutkan, dari laporan yang disusun, disimpulkan bahwa infrastruktur, mulai dari jalan dan rel kereta, dari sumber pasokan listrik sampai ke sumber pasokan air, harus dibuat lebih tahan terhadap perubahan iklim.

Lebih detail, laporan itu menyimpulkan, jaringan kabel listrik harus diperkuat untuk mencegah kerusakan, jalan harus dilapisi dengan pelindung permukaan agar aspal tidak meleleh, serta jalur kereta harus dibuat lebih tahan panas agar tidak melengkung.

Pemerintah sendiri, sebut Spelman, mengakui bahwa dampak perubahan iklim pada telekomunikasi tidak dipahami dengan baik. Namun laporan yang disusun menunjukkan sejumlah risiko potensial. Selain dampak terhadap jangkauan dan kehandalan, temperatur yang lebih hangat serta badai yang lebih intens berpotensi menyebabkan infrastruktur komunikasi mengalami kebanjiran atau rusak akibat tertimpa pohon yang tumbang.

Pada laporan, peneliti juga memperkirakan bahwa perubahan pada pertumbuhan pepohonan bisa mempengaruhi bagaimana gelombang radio bergerak. (eh)

sumber : http://teknologi.vivanews.com/news/read/219673-pemanasan-global-ganggu-koneksi-internet


Akses Internet lewat sambungan Wi-Fi serta sarana komunikasi lain menghadapi ancaman terkait pemanasan global kecuali sejumlah tindakan diambil untuk melindungi mereka dari temperatur yang terus meningkat serta cuaca yang semakin memburuk.

Menurut Caroline Spelman, Menteri Negara Lingkungan Hidup Inggris, temperatur yang lebih tinggi bisa mengurangi jarak pancaran sinyal perangkat komunikasi nirkabel. Adapun hujan badai bisa mempengaruhi kehandalan perangkat dalam menangkap sinyal. Musim dingin yang lebih basah juga akan menyebabkan longsor, merusak tiang pancang, serta kabel bawah tanah.

Ancaman yang muncul akibat perubahan iklim terhadap akses internet dan telepon merupakan kejadian langka dan hanya negara maju yang mengalami dampak lebih parah. Di negara berkembang sendiri, risiko lebih besar yang dihadapi akibat perubahan iklim hanyalah banjir, musim kemarau, serta kenaikan permukaan air.

“Jika perubahan iklim mengancam kualitas sinyal atau Anda tidak mendapatkan sinyal karena terjadi fluktuasi ekstrim pada temperatur, maka Anda akan mengalami kerugian. Ini sangat mendesak untuk kita atasi,” kata Spelman, dikutip dari Guardian, Rabu 11 Mei 2011.

“Bayangkan jika di saat kondisi darurat, koneksi internet ataupun telekomunikasi ternyata terputus,” ucap Spelman.

Spelman menyebutkan, dari laporan yang disusun, disimpulkan bahwa infrastruktur, mulai dari jalan dan rel kereta, dari sumber pasokan listrik sampai ke sumber pasokan air, harus dibuat lebih tahan terhadap perubahan iklim.

Lebih detail, laporan itu menyimpulkan, jaringan kabel listrik harus diperkuat untuk mencegah kerusakan, jalan harus dilapisi dengan pelindung permukaan agar aspal tidak meleleh, serta jalur kereta harus dibuat lebih tahan panas agar tidak melengkung.

Pemerintah sendiri, sebut Spelman, mengakui bahwa dampak perubahan iklim pada telekomunikasi tidak dipahami dengan baik. Namun laporan yang disusun menunjukkan sejumlah risiko potensial. Selain dampak terhadap jangkauan dan kehandalan, temperatur yang lebih hangat serta badai yang lebih intens berpotensi menyebabkan infrastruktur komunikasi mengalami kebanjiran atau rusak akibat tertimpa pohon yang tumbang.

Pada laporan, peneliti juga memperkirakan bahwa perubahan pada pertumbuhan pepohonan bisa mempengaruhi bagaimana gelombang radio bergerak.

http://hot-n-heboh.blogspot.com/2011/05/pemanasan-global-ganggu-koneksi.html






: Pemanasan Global Ganggu Koneksi Internet

Temperatur lebih tinggi mengurangi jarak pancaran
sinyal perangkat komunikasi nirkabel.
Rabu, 11 Mei 2011, 10:20 WIB
Muhammad Firman

Ancaman yang muncul akibat perubahan iklim terhadap akses internet dan telepon merupakan kejadian langka dan negara maju yang mengalami dampak lebih parah. (Excelcomindo)

Akses Internet lewat sambungan Wi-Fi serta sarana komunikasi lain menghadapi ancaman terkait pemanasan global kecuali sejumlah tindakan diambil untuk melindungi mereka dari temperatur yang terus meningkat serta cuaca yang semakin memburuk.

Menurut Caroline Spelman, Menteri Negara Lingkungan Hidup Inggris, temperatur yang lebih tinggi bisa mengurangi jarak pancaran sinyal perangkat komunikasi nirkabel. Adapun hujan badai bisa mempengaruhi kehandalan perangkat dalam menangkap sinyal. Musim dingin yang lebih basah juga akan menyebabkan longsor, merusak tiang pancang, serta kabel bawah tanah.

Ancaman yang muncul akibat perubahan iklim terhadap akses internet dan telepon merupakan kejadian langka dan hanya negara maju yang mengalami dampak lebih parah. Di negara berkembang sendiri, risiko lebih besar yang dihadapi akibat perubahan iklim hanyalah banjir, musim kemarau, serta kenaikan permukaan air.

“Jika perubahan iklim mengancam kualitas sinyal atau Anda tidak mendapatkan sinyal karena terjadi fluktuasi ekstrim pada temperatur, maka Anda akan mengalami kerugian. Ini sangat mendesak untuk kita atasi,” kata Spelman, dikutip dari Guardian, Rabu 11 Mei 2011.

“Bayangkan jika di saat kondisi darurat, koneksi internet ataupun telekomunikasi ternyata terputus,” ucap Spelman.

Spelman menyebutkan, dari laporan yang disusun, disimpulkan bahwa infrastruktur, mulai dari jalan dan rel kereta, dari sumber pasokan listrik sampai ke sumber pasokan air, harus dibuat lebih tahan terhadap perubahan iklim.

Lebih detail, laporan itu menyimpulkan, jaringan kabel listrik harus diperkuat untuk mencegah kerusakan, jalan harus dilapisi dengan pelindung permukaan agar aspal tidak meleleh, serta jalur kereta harus dibuat lebih tahan panas agar tidak melengkung.

Pemerintah sendiri, sebut Spelman, mengakui bahwa dampak perubahan iklim pada telekomunikasi tidak dipahami dengan baik. Namun laporan yang disusun menunjukkan sejumlah risiko potensial. Selain dampak terhadap jangkauan dan kehandalan, temperatur yang lebih hangat serta badai yang lebih intens berpotensi menyebabkan infrastruktur komunikasi mengalami kebanjiran atau rusak akibat tertimpa pohon yang tumbang.

Pada laporan, peneliti juga memperkirakan bahwa perubahan pada pertumbuhan pepohonan bisa mempengaruhi bagaimana gelombang radio bergerak. (eh)


• VIVAnews
http://www.facebook.com/topic.php?uid=281018411584&topic=17454



Friday, March 18, 2011
Jepang Miliki Jaringan Internet Kebal Bencana Alam
TERJANGAN gempa dan tsunami dahsyat yang melanda Jepang tak sampai merusak infrastruktur internet di negeri itu. Perusahaan monitoring internet Renesys menyebutkan, kalaupun terjadi gangguan, hanya dalam skala kecil. James Cowie, CTO Renesys seperti dikutip Computer World menyatakan, situs-situs yang berbasis di Jepang umumnya tetap beroperasi pasca-tsunami. Jaringan internet juga tetap tersedia untuk mendukung fungsi komunikasi di Negeri Sakura tersebut. Saat terjadi gempa, sekitar 100 dari 6.000 jaringan di Jepang memang sempat tidak beroperasi. Namun semuanya kembali pulih beberapa jam kemudian.
Trafik internet dari dan menuju ke Jepang sempat anjlok sekitar 25 Gbps pasca-gempa. Namun tak lama kemudian trafik kembali normal. Renesys menyatakan belum memiliki informasi akurat perihal penyebab mengapa jaringan internet di Jepang bisa begitu tangguh meski diterjang gempa dan badai tsunami. “Kami belum mengetahui apa penyebabnya,” ungkap Cowie. Ada dugaan, hal tersebut dikarenakan jaringan kabel bawah laut tak mengalami kerusakan saat gempa dan tsunami terjadi. Hal yang bertolak belakang dengan yang dialami jaringan internet di Taiwan. Saat gempa melanda negeri pulau tersebut 2006 lalu, kabel bawah laut banyak yang rusak. Jaringan internet pun sempat ngadat. Saat gempa dan tsunami melanda Jepang, ada temuan kerusakan di dua segmen, yakni sistem kabel milik Pacnet EAC yang menimbulkan beberapa gangguan koneksi di Jepang, Filipina dan Hong Kong serta kabel bawah laut Pacific Crossing juga terkena kerusakan. Secara umum, koneksi internet di Jepang tetap berjalan baik. “Ini jelas melebihi ekspektasi,” ungkap Cowie. (fin/dti)

http://komputer234.blogspot.com/2011/03/jepang-miliki-jaringan-internet-kebal.html